Rabu, 23 Maret 2011

"Orang Kaya berlimpah Harta, Dengan Congaknya Berbangga – bangga"

Bagh,,,, Bugh,,,, Bagh,,,, Bugh,,,,

(Pukulan maupun tendangan secara bertubi diarahkan kepada Ryan,
 seakan seperti samsat Ryan dijadikan Pelampiasan)
 "Rasakan kau orang kampung, tahu rasa kau,,,, (seenak ucap Fikri berkata)

Ryan : "kau  ini kenapa ?, apa masalah ku dengan mu ?,,,,
Fikri   : "tidak sadar kau orang kampung, aku muak melihat mu ada di sekolah ini,
             mata ku terasa terkelip melihat mu ada di dekat ku,,,,
Ryan : "apa masalah ku dengan mu ?, aku tidak pernah melukai, menyakiti,
             atau mengganggu mu, aku juga tidak pernah melontarkan kata kasar kepada mu,
             sebegitu benci kau terhadap ku ?,,,,
Fikri   : "sudah kampung, bodoh pula kau ini, aku tidak suka kau, aku muak terhadap kau,,,,

(ditelantarkan begitu saja Ryan oleh Fikri,
 tanpa sepatah kata maaf yang terucap dari mulutnya)

(Sesaat kemudian, Ryan pun tiba di rumah dengan luka disekujur tubuhnya)

Ryan : "Assalamu'alaikum,Wr,Wb,,,,
Ibu    : "Wa'alaikum Salam,Wr,Wb,,,,
            Masallah Nak, kenapa ini ?, kenapa sekujur tubuh mu penuh luka ?,
            apa yang terjadi Nak ?, apa yang menyebabkan semua ini ?,
            apa lantaran orang kaya itu yang melukai mu ?

(dengan sedikit berbohong untuk menjaga Perasaan Ibunya)

Ryan : "tidak bu, tadi Ryan terjatuh saat melintasi jalan,
             jalannya cukup licin, Ryan terpeleset sampai terguling,,,,
Ibu    : "ya sudah kalau begitu, lekas kamu mandi lalu obati semua lukamu,
             sementara kamu mandi, ibu ambilkan obat di laci,,,,

(Dengan luka yang masih membekas, Ryan bertemu dengan Aisyah,
 Aisyah merupakan Sahabat terbaik Ryan, Sahabat terdekat Ryan,
 sahabat dikala Bahagia dan Duka Ryan)

Aisyah : "Masallah Yan, kenapa dengan sekujur tubuh mu ?, apa yang terjadi ?,
               apa kamu terjatuh ?, atau ada yang mengganggu mu ?, oh, aku tahu;
               apa semua ini ulah dari Anak Kaya itu ?, biar nanti aku balas dia Yan,
               seenaknya saja dia memperlakukan kamu seperti ini, dia fikir dia siapa,
               mentang - mentang dia anak orang kaya, jadi berbuat dengan seenaknya,,,,
Ryan    : "Syah, jujur, memang semua ini ulah dari Anak Kaya itu, tapi biarlah,
                toch, Allah SWT tidak pernah diam melihat Hamba-Nya yang tersakiti atau terzholimi,
                aku cuma merasa bersalah dengan ibu karena telah berbohong dari Ibu,
                aku bilang sama Ibu semua ini akibat terjatuh terpeleset dan terguling,
                aku hanya tidak ingin Perasaan Ibu menjadi cemas dan khawatir karena perihal ini,
                please aku mohon sama kamu jangan ceritakan hal ini sama Ibu ku,,,,
Aisyah  : "Yan, kalau seperti ini malah aku tidak enak Hati jadinya,
                kenapa sih tidak kamu ceritakan yang sebenarnya ?,
                tapi, baiklah jika memang ini mau kamu,,,,

(Dengan Senyum dari Ryan seraya Ucapan Terima Kasih kepada Aisyah)

(Beberapa minggu kemudian, suasana saat disekolah, saat Ryan dan Aisyah bertemu Fikri)

Fikri       : "ech, ada dua anak kampung, duch, jadi kelilipan nich mata,,,,
Aisyah   : "minta dihajar ya, seenaknya saja bicara seperti itu ?,,,,
Fikri       : "wuid, orang kampung marah, hahai,,,,
Ryan     : "Syah, biarkan saja, tak apa, mari kita pergi saja,,,,
Fikri       : "kenapa kau, hai Anak Kampung ?,,,,
Ryan     : "tidak apa - apa,,,,

(Dengan tampang Sinis Fikri melihat Ryan, seraya berkata;
 sudah berani bicara rupanya si Anak Kampung)

(Disaat semua kelompok di kelasnya maju untuk membahas hasil diskusinya
 masing – masing, Ryan maju untuk membacakan, semua terperanjat, semua terkesima,
 mereka menganggap hasil diskusi kelompok Ryan sangat bagus,
 disaat Fikri maju untuk membaca hasil diskusi kelompoknya, dia mendapatkan sorakan,
 teman – teman lain menganggap hasil diskusi kelompoknya tidaklah bagus,
 akhirnya Fikri malu sejadi – jadinya)

(Beberapa minggu kemudian, disaat Fikri bertemu dengan Aisyah)

Fikri    : “Syah, kamu melihat Ryan tidak ?,,,,
Aisyah : “tumben, tidak seperti biasa si Orang Kaya menanyakan kabar si Orang Miskin,
                gerangan apa nich ?, mau memukuli atau mencela lagi ?, belum puas juga ?,
Fikri    : “bukan begitu Syah, aku mau minta maaf, aku tahu aku keliru,
                aku telah banyak berbuat salah sama Ryan dan kamu, aku minta maaf Syah,,,,
Aisyah : “sudahlah Fik, tapi bukannya kamu senang jika Ryan tidak ada dihadapanmu,
                Ryan pernah bercerita kepadaku bahwa kamu pernah memukuli seraya kamu
                berkata kepadanya; “aku muak melihat mu ada di sekolah ini,
                mata ku terasa terkelip melihat mu ada di dekat ku, aku muak terhadap kau”
                Fik, kami memang hanya Anak Kampung, tapi kami punya Harga Diri,
                Punya Hati Nurani yang terkadang mudah rapuh dan Tersakiti”

(Terdiam, dan hanya terdiam, Fikri tunduk dengan Rasa Malu yang Terdalam)



"kami berhak bahagia, Kami berhak menggapai Cita"
kami memang hanya Orang Susah tapi kami punya Harga Diri, Punya Hati Nurani yang terkadang mudah rapuh dan Tersakiti”
"Moga dengan kaya tidak berbangga - bangga dan bercongkak ria, Moga dengan banyaknya Harta tak Membutakan Mata dan Diri menjadi Terlena"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar